Makna Mental
'Mental' memiliki arti yang berhubungan dengan watak dan batin manusia. Dari kata Latin “mens” (mentis) berarti jiwa, nyawa, suksma, roh, semangat.
Adapun istilah mentalitas menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) bermakna aktivitas jiwa, cara berpikir – pola pikir, dan berperasaan.
Mengapa Pola Pikir Penting - Mindset
Pola pikir Anda memainkan peran penting dalam cara Anda mengatasi tantangan hidup. Di sekolah, mindset yang berkembang – growth mindset - dapat berkontribusi pada pencapaian yang lebih tinggi dan peningkatan usaha. Saat menghadapi masalah seperti mencoba mencari pekerjaan baru, orang-orang dengan mindset yang berkembang menunjukkan ketahanan yang lebih besar. Mereka lebih cenderung bertahan dalam menghadapi kemunduran sementara mereka yang memiliki pola pikir tetap (fixed mindset) lebih cenderung menyerah.
Pola pikir tetap (fixed mindset) cenderung menciptakan kebutuhan akan persetujuan. "Saya telah melihat begitu banyak orang dengan satu tujuan besar untuk membuktikan diri mereka di kelas, dalam karir mereka, dan dalam hubungan mereka," Dweck menjelaskan dalam bukunya Mindset. "Setiap situasi membutuhkan konfirmasi kecerdasan, kepribadian, atau karakter mereka. Setiap situasi dievaluasi: Akankah saya berhasil atau gagal? Apakah saya akan terlihat pintar atau bodoh? Apakah saya akan diterima atau ditolak? Apakah saya akan merasa seperti pemenang atau pecundang? ?"
Pola pikir yang berkembang - growth mindset, di sisi lain, menghasilkan rasa lapar untuk belajar terus menerus. Keinginan untuk bekerja keras dan menemukan hal-hal baru. Untuk mengatasi tantangan dan tumbuh sebagai pribadi. Ketika orang dengan growth mindset mencoba dan gagal, mereka cenderung tidak melihatnya sebagai kegagalan atau kekecewaan. Sebaliknya, itu adalah pengalaman belajar yang dapat mengarah pada pertumbuhan dan perubahan.
Apa itu etos kerja?
Etos kerja adalah kemampuan untuk memiliki sikap untuk melakukan tugas pekerjaan dengan standar moral yang tinggi dan mempertahankan nilai-nilai di tempat kerja yang tepat. Ini adalah keterampilan "lunak" (soft-skills) dengan sikap yang melekat pada individu, yang memungkinkannya untuk melakukan tugas dengan nilai-nilai moral positif yang mencakup kerja tim, tanggung jawab, integritas, dan disiplin.
Seorang individu dengan etika kerja yang positif akan berpikir tentang implikasi etis dari semua yang dia lakukan dan menetapkan batasan yang jelas antara apa yang mereka anggap pantas atau tidak. Perusahaan harus bertujuan untuk menciptakan budaya perilaku etis bagi karyawannya.
Etika kerja yang kuat dan buruk.
Orang-orang dengan etos kerja yang kuat telah mengadopsi kebiasaan positif yang membantu mereka menonjol dalam berbagai situasi perusahaan. Membentuk kebiasaan baik seperti fokus, tetap termotivasi, dan menyelesaikan tugas dengan segera adalah sesuatu yang bisa Anda pelajari. Ini akan membantu menciptakan etos kerja yang baik yang akan mengesankan pemberi kerja dan mengamankan promosi.
Sebaliknya, etika kerja yang buruk menyebabkan kurangnya produktivitas. Karyawan yang terburu-buru menyelesaikan tugas atau menunggu sampai saat terakhir untuk menyelesaikannya sering kali melewatkan tenggat waktu atau menghasilkan kualitas kerja yang lebih rendah. Ini menghabiskan waktu dan uang yang tidak perlu bagi perusahaan.